Clicking Monkey Para Monyet Penyebar Hoax

Daftar Isi [Tampil]

Monyet Bercermin

YOGYAKARTA - Istilah The Clicking Monkey merupakan sebuah istilah yang pertama kali dipopulerkan di tahun 2013 oleh Daru Priambodo, mantan pemimpin redaksi Tempo. Yang mana istilah ini dimaksudkan untuk menyindir orang-orang yang senang sekali membagikan atau mem-broadcast hoax tanpa melakukan crosscheck terlebih dahulu.Terlepas hal itu disengaja atau tidak, tindakan menyebarkan informasi yang diragukan kebenarannya adalah tetap suatu kesalahan.

Clicking Monkey 

Pada tahun 2013, media sosial yang paling banyak diakses oleh pengguna internet di Indonesia adalah Facebook dan Twitter. Kominfo pada waktu itu mencatat bahwa ada 63 juta pengguna internet di Indonesia dengan 95% persen-nya adalah pengguna media sosial. Angka tersebut terus naik tiap tahunnya seiring makin pesatnya perkembangan TI; smartphone yang semakin canggih, media sosial yang beragam, dan kemudahan mendapat akses internet.

Dengan banyaknya pengguna internet kala itu, penyebaran hoax atau kabar bohong menjadi sangat masif. Apalagi masyarakat Indonesia pada tahun-tahun itu masih awam dengan kehadiran internet dan media sosial. Sehingga peluang tersebarnya hoax sangat tinggi. Orang-orang bisa dengan mudah menyebarkan informasi palsu dengan membroadcastingnya tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu. Hal-hal itulah yang kemudian melahirkan para “monyet” informasi.

Clicking Monkey - Si Penyebar Hoax

Apakah The Clicking Monkey masih ada di tahun 2024? Bisa ya dan bisa tidak karena siapa pun bisa terjebak dan menjadi salah satu “monyet” ini. Oleh karena itu, ada empat cara sederhana untuk menghindari jebakan The Clicking Monkey.

  1. Jangan membagikan informasi yang masih meragukan kebenarannya
  2. Hanya bagikan informasi dari sumber yang terpercaya dan memiliki otoritas
  3. Lakukan pengecekan silang atau cross-check ke sumber lain
  4. Berpikir tentang efek jangka panjang dari informasi yang kamu bagikan

Semua yang kamu lakukan di dunia maya akan terekam dan menjadi sebuah jejak digital. Jejak tersebut sulit dan tidak akan bisa dihilangkan begitu saja. Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika menggunakan internet dan media sosial.