Antara Buku Cetak dan Buku Digital Ebook, Mana yang Lebih Baik?

Daftar Isi [Tampil]

Dilansir dari britannica, industri ebook pertama kali muncul sekitar tahun 1990-an. Sayangnya, ebook sempat mengalami kemunduran karena industri penerbitan buku belum menerima produk satu ini. Barulah pada tahun 2006, perkembangan buku elektronik ini kembali naik hingga sekarang.

Tumpukan Buku

Kehadiran ebook tentu membawa banyak pro dan kontra. Di kalangan pecinta buku saja, seringkali muncul perdebatan tentang mana yang lebih baik antara buku cetak biasa atau buku digital. Seolah kita diharuskan untuk memilih salah satunya saja. Padahal, jauh lebih lebih baik jika bisa menggunakan keduanya.


Penulis merasa bahwa tidak ada yang perlu diperdebatkan. Baik buku cetak maupun ebook pasti memiliki kelebihan-kekurangannya masing-masing. Juga, penulis percaya bahwa keduanya mempunyai nilai dan keunikannya sendiri.


Pengalaman Membaca

Menurut penulis, buku cetak menawarkan pengalaman membaca yang sangat khas. Sensasi ketika membalik halaman, mencium aroma kertas, dan merasakan berat buku di tangan, tidak bisa digantikan oleh layar digital. Selain itu, buku fisik tidak memerlukan perangkat elektronik tambahan, sehingga dapat dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa khawatir kehabisan daya.


Buku digital memang membutuhkan device seperti ebook reader, akan tetapi ebook masih jauh lebih praktis ketimbang buku cetak. Di dalam satu perangkat saja, kita bisa menyimpan dan membawa puluhan hingga ratusan ebook ke mana saja. Untuk membacanya, cukup dengan mengoperasikan device dan memilih judul buku yang diinginkan. Selain itu, ebook memiliki kelebihan lain seperti fitur pencarian teks, penyesuaian ukuran huruf; harga yang sering kali lebih murah, dan mudah didapatkan.


Dampak Terhadap Lingkungan

Dari perspektif lingkungan, ebook dan buku fisik memiliki keunggulan dan kekurangannya tersendiri. Buku digital memang tidak memerlukan bahan fisik untuk setiap salinan yang dibuat. Kita tidak perlu menebang pohon untuk membuatnya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan perangkat elektronik menghasilkan jejak karbon. Dilansir dari laman PPSDM Kementerian ESDM RI, jejak karbon memiliki dampak seperti pada ekosistem laut dan mencairnya es di kutub.


Di sisi lain, buku cetak memang tidak meninggalkan jejak karbon dalam penggunaannya. Namun, pada saat produksi, dibutuhkan banyak sumber daya seperti kayu dan air. Penggunaan kertas yang masif dalam industri penerbitan fisik telah menimbulkan kekhawatiran mengenai deforestasi dan dampaknya terhadap ekosistem.



Pemandangan perbukitan

Buku Sebagai Koleksi

Banyak orang menikmati mengumpulkan dan memajang buku di rak-rak sebagai koleksi. Hal ini dikarenakan buku dapat menjadi bagian dari identitas dan dekorasi si pemilik. Dari zaman dahulu, buku (khususnya buku fisik) memiliki nilai estetika dan selalu menjadi barang koleksi yang populer.


Lantas bagaimana dengan ebook?


Ebook sekalipun tetap dapat menjadi koleksi yang berharga. Bedanya, ebook tidak memerlukan rak dan wujud fisik. Selain itu, buku digital juga menawarkan fleksibilitas dalam hal penyimpanan dan kemudahan akses. Kita tidak perlu khawatir tentang ruang yang terbatas atau berat buku saat bepergian. Semua koleksi ebook favorit kita dapat tersimpan rapi dan aman di dalam satu perangkat elektronik.


Harmoni dalam Pilihan

Pada akhirnya, pilihan antara buku cetak dan buku digital tidak harus eksklusif. Bagi penulis, memiliki perpustakaan buku fisik memberikan kepuasan tersendiri, sementara koleksi ebook menawarkan kemudahan akses dan mobilitas. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, tidak elok bila terus memperdebatkan mana yang lebih baik. Oleh karena itu, mari kita nikmati manfaat dari kedua jenis media baca ini. Baik buku cetak yang klasik maupun buku digital yang modern, keduanya membuka pintu ke dunia pengetahuan dan imajinasi yang tiada batas.


Baca juga:


Penulis: Tia Radiah Ramdhani
Editor: Anggi Atmaya

Penulis - Tia Radiah Ramadhani