Faktor di Balik Rendahnya Minat Baca meski Indeks Literasi Meningkat

Daftar Isi [Tampil]


Peningkatan minat baca di Indonesia masih berada di angka yang mengkhawatirkan. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir indeks literasi masyarakat meningkat, hal itu tidak berbanding lurus dengan kegemaran baca. Dilansir dari Publikasi Hasil Kajian Perpustakaan Indonesia tahun 2024, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) mengalami kenaikan 5,9% dari tahun 2023. Akan tetapi, Tingkat Gemar Membaca (TGM) masih dalam kategori sedang. 

Ketidaksesuaian ini tentu mengundang banyak tanda tanya. Bagaimana bisa indeks literasi meningkat sedangkan kegemaran membaca masih rendah. Jika melihat fenomena sekitar maupun yang diwartakan lewat media berita, ada beberapa faktor yang menjadi sebab itu dapat terjadi. Berikut adalah 5 faktor penyebab rendahnya minat baca di Indonesia.


[1] Kurangnya Kesadaran dan Motivasi Membaca

Kesadaran diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi minat baca. Keinginan untuk membaca harus muncul dari kesadaran dan minat yang ditanamkan sedari kecil. Jika sejak awal kita tidak memiliki ketertarikan membaca, jangankan untuk membaca buku, membuka atau menyentuh saja tentu rasanya sudah enggan. 

Oleh karena itu, solusi yang bisa diterapkan adalah dengan menanamkan keyakinan pada diri sendiri bahwa buku adalah gudang ilmu. Melalui membaca, kita bisa memahami fenomena yang terjadi dan menambah pengetahuan baru. 


boy-in-blue-and-white-plaid-shirt-reading-book

Jika khawatir tidak memiliki motivasi membaca, maka mulailah dengan membaca satu buku kesukaan dengan bahasa yang ringan! Bergabung dengan komunitas baca buku juga bisa menjadi opsi, sehingga kita bisa memperoleh rekomendasi baru serta teman diskusi agar tidak terasa membosankan.


[2] Akses Terhadap Bacaan Berkualitas Masih Terbatas

Lagi dan lagi, akses terhadap sumber bacaan yang sulit menjadi penyebab rendahnya minat baca masyarakat. Pada beberapa daerah di Indonesia, masih ditemukan kesenjangan akses bahan bacaan. Misalnya, harga buku dan ketersediaannya yang tidak terjangkau oleh ekonomi masyarakat.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sumbangsih pemerintah secara langsung. Salah satunya dengan menyediakan akses bacaan yang memadai lewat perpustakaan atau Taman Baca Masyarakat (TBM) di tiap daerah. Warga setempat juga bisa menginisiasi program atau komunitas yang dapat menjembatani minat baca masyarakat.


[3] Internet dan Media Sosial 

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi semakin mempermudah segalanya. Namun, efek negatif yang ditimbulkan juga tidak kalah besar. Dengan hadirnya teknologi, masyarakat cenderung memilih sumber yang lebih instan. Misalnya, daripada membaca, banyak orang lebih memilih bertanya melalui internet atau media sosial.

Jika dibiarkan, kebiasaan ketergantungan terhadap internet tentu akan menyebabkan kecanduan. Upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan memanfaatkan teknologi itu sendiri. Ada banyak aplikasi baca atau perpustakaan digital yang bisa digunakan.


[4] Pengaruh Keluarga dan Lingkungan Sekitar

Keluarga merupakan pondasi dasar pendidikan, termasuk dalam menumbuhkan minat baca anak. Menurut penelitian oleh Kasrawati dkk., (2022), keluarga bisa menjadi pengaruh minat baca, seperti cara didik orang tua, hubungan antar anggota, suasana rumah tangga, serta keadaan ekonomi keluarga. Bagi para orang tua, bisa mulai menerapkan kebiasaan membaca buku dan mendukung penuh kegemaran membaca anak.


boy-smiling-and-reading-book

Bukan hanya keluarga, lingkungan sosial juga berpengaruh lho terhadap minat baca seseorang! Secara tidak langsung, lingkungan sekitarlah yang membentuk kebiasaan kita. Bayangkan saja jika lingkungan keluarga maupun sekitar kita tidak membiasakan baca buku, tentu kita akan terpengaruh. 


[5] Sarana dan Prasarana Pendidikan Kurang Memadai 

Pendidikan sangat berpotensi menjembatani peningkatan minat baca bagi peserta didik. Namun, kita dihadapkan masalah sarana dan prasarana yang kurang memadai pada beberapa daerah di Indonesia. Inilah yang menyebabkan rendahnya minat baca pada siswa. Bisa diambil contoh, terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki perpustakaan, tentu sulit menemukan sumber bahan bacaan untuk pembelajaran.

Solusi dari masalah ini harus berasal dari kesadaran warga sekolah dan perhatian pemerintah setempat. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan sarana pendidikan yang baik. Misalnya, mengadakan program pembangunan perpustakaan atau ruang pojok baca di tiap sekolah di Indonesia. 

Itulah faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca di Indonesia beserta solusi yang dapat diterapkan. Semua permasalahan ini adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak perlu langkah yang besar untuk memulai, cukup dari hal kecil seperti mulai membiasakan diri sendiri membaca.


Referensi

[1] Kasrawati, Halimah, A., Djafar, H., & Rafiqah. (2022). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT MEMBACA BUKU PAKET PAI DAN SOLUSINYA PADA PESERTA DIDIK KELAS X IPS. Al Asma: Journal of Islamic Education, 4(1).

[2] Mardiah, D. (2024). Systematic Literature Review Terhadap Minat Baca di Indonesia. Jurnal Pena Ilmiah, 5(1), 33-44. doi:https://doi.org/10.17509/jpi.v5i1.65274

[3] https://www.liputan6.com/citizen6/read/5858397/riset-2024-masyarakat-indonesia-makin-gemar-membaca?page=3 

[4] https://kumparan.com/berita-hari-ini/penyebab-rendahnya-minat-baca-di-indonesia-dan-cara-meningkatkannya-2216YtbVnRr 

[5] https://www.bola.com/ragam/read/5622320/10-penyebab-rendahnya-minat-baca-di-kalangan-remaja 

[6] https://www.gramedia.com/blog/5-penyebab-kurangnya-minat-baca-di-indonesia/?srsltid= 


Penulis: Zahwa Amalia Rabbani