Document Controller Alternatif Paling Relate untuk Lulusan Ilmu Perpustakaan Selain Pustakawan

Daftar Isi [Tampil]

Sudah tidak aneh bagi fresh graduate ilmu perpustakaan untuk bekerja sebagai pustakawan. Hal tersebut sudah sewajarnya karena mereka telah belajar kepustakawanan selama tiga tahun lebih. Jadi, sah-sah saja untuk memilih profesi tersebut. Namun, akhir-akhir ini penulis ragu bahwa itu sebuah kewajaran.


wisudawati memegang buku

Beberapa waktu lalu, penulis sempat berbincang dengan seorang kenalan. Ketika penulis bertanya apa motivasinya jadi pustakawan, yang bersangkutan menjawab:


 “Ya, kan karena aku lulusan ilmu perpustakaan.”


Disitulah penulis merasa terganggu. Seolah jika kamu lulusan ilmu perpustakaan, kamu mesti jadi pustakawan. Apakah mahasiswa ilmu perpustakaan selama ini tidak tahu bahwa ada profesi lain yang masih relate dengan mereka? Perlu digaris bawahi, tidak ada yang salah dengan menjadi pustakawan. Hanya saja, itu akan jadi masalah ketika para fresh graduate tidak merencanakan pilihan karirnya dengan matang.


Padahal, ada banyak pilihan karir bagi lulusan ilmu perpustakaan. Bahkan tidak sedikit dari pilihan tersebut menawarkan pendapatan/gaji lebih tinggi ketimbang pustakawan. Selain gaji yang lebih oke, beberapa bahkan sangat relate dengan jurusan ilmu perpustakaan. Jadi, jangan takut kuliahmu sia-sia


Kamu Bebas Kerja Apa Saja, Termasuk Jadi Document Controller


Meski kuliah di jurusan Ilmu Perpustakaan, kamu tetap punya kebebasan untuk memilih karir. Kamu boleh memilih untuk tidak jadi pustakawan; dan itu sah-sah saja. Ditambah, di era sekarang, banyak pekerjaan yang relate dengan ilmu perpustakaan. Salah satu pekerjaan yang relate banget tersebut adalah document controller atau pengendali dokumen.


Menurut penulis, profesi document controller sangat dekat kaitannya dengan ilmu perpustakaan. Pertama, tugas utama dari pekerjaan ini adalah mengatur keluar masuk (sirkulasi). Kedua, memanajemen dokumen sebuah perusahaan (pendataan, pengolahan, dan distribusi). Ketiga, pemusnahan dokumen dan memastikan informasi selalu update (stock opname, disposal). Maka dari itu, walaupun jauh dari kata “perpustakaan”, dengan menjadi Pengontrol Dokumen, keilmuan perkuliahanmu masih akan terpakai.


Ngomongin Gaji dan Job Desk, Document Controller Jelas Lebih Banyak daripada Pustakawan


Ngomongin soal gaji, setelah penulis berselancar di internet mencari info dari beberapa perusahaan yang membuka lowongan. Rerata mereka menawarkan gaji di kisaran 3,5 juta/bulan sampai dengan 5 Juta/bulan untuk entry level document controller. Namun, biasanya, dengan gaji yang besar, datang pula tanggung jawab dan job desk yang sama besarnya.


menghitung uang

Dilansir dari id.jobstreet.com, seorang Dokumen Controller punya kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola dokumen penting perusahaan. Berikut adalah rinciannya yang sudah penulis persingkat; 

(1) Melakukan penerimaan dokumen dan Melakukan verifikasi untuk mengecek kelengkapan dan keabsahan dokumen.

(2) Menyimpan dokumen dalam sistem database dan pengarsipan sesuai dengan sistem klasifikasi yang sudah ditetapkan dalam kearsipan perusahaan tersebut.

(3) Menyediakan dan mengatur izin akses dokumen 

(4) Melakukan pemeliharaan dokumen dan Memastikan keamanan dokumen agar tetap dalam kondisi baik.

(5) Melakukan pemusnahan dokumen (jika diperlukan) sesuai dengan prosedur.


Baru Mau Mulai atau Ganti Karir Boleh-Boleh Saja Kok


Sampai artikel ini ditulis, penulis belum menemukan data pasti seberapa besar kebutuhan document controller di pasar kerja. Namun, penulis berani jamin bahwa profesi ini bisa jadi alternatif bagi lulusan (pustakawan) & fresh graduate ilmu perpustakaan. Saat ini, penulis sendiri sedang mempertimbangkan untuk beralih menjadi pengendali dokumen. Cuman, ada beberapa skill-set yang wajib dimiliki kalau memang serius menjalani pekerjaan satu ini.


Keahlian seperti penerapan Standar ISO; dan document management system, menjadi kriteria umum pengendali dokumen. Selain itu, hampir semua perusahaan mencantumkan kriteria tersebut ketika membuka loker. Bagi lulusan ilmu perpusatakaan, dua skill barusan saja pasti masih asing di telinga. Namun, bukan berarti mustahil dipelajari karena menurut Konsultan ISO (2014), keahlian yang dibutuhkan dan pengalaman untuk jadi document controller bisa diperoleh lewat pelatihan serta magang.


dua wanita menatap layar tab


Semua Kembali ke Keputusan Masing-Masing


Lagi-lagi semua kembali ke individu yang menjalaninya. Meskipun penulis sudah berkicau ria tentang profesi alternatif untuk lulusan ilmu perpustakaan. Jika kamu sudah menetapkan hati untuk jadi pustakawan misalnya, penulis bisa apa. Lagipula penulis sendiri juga seorang pustakawan saat ini.


Tidak ada yang keliru dengan mengawali karir sebagai pustakawan atau document controller. Pilihan karir yang diambil pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namanya juga “kerja”, bohong kalau tidak ada asem-pahitnya. Walaupun begitu, pilih asem-pahit yang sekiranya masih bisa kamu minum walau gak enak.


 

Penulis: Maulana Hasan

Editor: Anggi Atmaya

Atribusi Penulis - Maulana Hasan