Soft dan Hard Skill Pustakawan Indonesia

Daftar Isi [Tampil]
Ilustrasi Anjing - unsplash/Cookie the pom

YOGYAKARTA - Pustakawan merupakan sebutan bagi sebuah profesi yang memiliki fokus di perpustakaan. Perpustakaan sebagai tempat penghimpunan koleksi berupa buku dan lainnya, memerlukan pengaturan dan manajemen yang baik agar dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi-fungsi perpustakaan dapat dipertahankan apabila dalam pengelolaanya melibatkan seorang atau sekelompok individu (SDM pustakawan) yang memiliki kemampuan yang memadai. Keahlian dalam hal soft skill dan hard skill sejatinya memang menjadi tuntutan bagi siapapun yang bekerja di bidang profesional tak terkecuali, pustakawan.


Pengertian Soft dan Hard Skill

Soft skill merupakan istilah yang banyak digunakan untuk merujuk pada kepribadian seseorang: daya tarik sosial, kemampuan linguistik, simpati & empati, dan antusiasme-keyakinan (Abidin, 2020). Soft skill mengarah pada keterampilan yang bersifat halus dan sensitif di diri seseorang. Dikarenakan sifatnya tersebut, maka soft skill pun dikaitkan dengan kemampuan psikologis yang memiliki dampak tidak kasat mata akan tetapi bisa dirasakan. Adapun contoh dari soft skill menurut Patrick S. O’Brien diantaranya:

(1) Kemampuan Komunikasi;

(2) Organisasi;

(3) Kepemimpinan;

(4) Logika;

(5) dan Etika;


Berbeda dengan soft skill yang lebih mengarah pada penguasaan aspek psikologis, hard skill justru merujuk pada penguasaan ilmu pengetahun, teknologi, dan keterampilan yang sifatnya teknis. Hard skill merupakan kemampuan teknis yang bisa didapat melalui proses belajar serta teori-teori yang mendukung pada keterampilan kerja. Berikut adalah contoh dari hard skill yang biasa banyak ditemui ketika di dunia kerja:

(1) Kemampuan bahasa asing;

(2) Mampu mengoperasikan komputer;

(3) Menguasai dasar-dasar pemograman;

(4) dan lain sebagainya. (Mengingat ini hanya contoh saja)


Jika soft skill menekankan pada ranah psikologi (pendukung), maka hard skill justru berada pada ranah teknis. Keduanya merupakan yang faktor yang sangat penting dan tak bisa dipisahkan. Kombinasi antara soft dan hard skill akan melahirkan kinerja yang luarbiasa. Sebaliknya, apabila tidak ada keterpaduan diantara dua aspek tersebut, maka sulit sekali mencapai keberhasilan. Hard skill memang faktor utama dalam pekerjaan, akan tetapi soft skill yang lebih menentukan keberhasilan pekerjaan tersebut.

Artikel terkait:


Soft dan Hard Skill bagi Seorang Pustakawan

Soft Skill

Dalam  menunaikan pekerjaanya, terdapat beberapa soft skill dominan yang harus seorang pustakawan kuasai diantaranya; keterampilan manajerial dan organisasi; sosial; komunikasi; dan kemampuan berfikir kritis. Semua soft skill barusan setidaknya merupakan kemampuan yang utama dan vital untuk dikuasai. Kemudian, dengan penguasaan soft skill yang baik, pustakawan dapat meningkatkan keprofesionalitasnya di dunia kerja. Oleh karena itu, selain skill dominan, masih banyak soft skill lain yang mesti dimiliki.

        (a) Kemampuan mendengar;

Mampu mendengarkan setiap saran, kritik, dan pendapat yang datang dari orang lain khususnya dari pemustaka. Seorang pustakawan akan diuji kesabarannya manakala menghadapi pemustaka yang kurang begitu sopan atau ramah. Oleh karena itu, kemampuan mendengarkan dan mengendalikan diri menjadi sangat penting.


        (b) Berkomunikasi;

Komunikasi yang baik, memadai, dan efektif apalagi jika ramah dan menyenangkan, dapat membangun hubungan yang baik dengan pemustaka. Bentuk komunikasi pun bisa berupa komunikasi verbal atau non verbal. Oleh karena itu, seorang pustakawan mesti menguasai cara penyampaian pemikiran dan ide-ide baik melalui lisan maupun tulisan.


        (c) dan Relasi Publik (membangun network)

Merupakan kemampuan untuk membangun network atau relasi dan kerja sama dengan pihak lain. Pihak-pihak seperti pemustaka, pustakawan, perpustakaan atau organisasi lainnya yang menyokong peningkatan kualitas diri dan pekerjaan.


Hard Skill

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa hard skill merupakan keterampilan yang bersifat teknis (penerapan pengetahuan & teori). Menurut Mohammad Rotmianto (2015) ada beberapa hard skill yang mesti diasah oleh pustakawan yaitu:

(a) Memahami metode (model) literasi informasi

(b) Memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi ter-update

(c) Mengerti metode pencarian di mesin pencari

(d) Memahami dasar-dasar database

(c) Mampu berbahasa asing

 Akan tetapi, penulis merasa apa yang telah disampaikan oleh Rotmianto masihlah kurang. Memang benar, lima poin hard skill di atas memang penting. Namun, jika melihat kebutuhan perpustakaan saat ini seorang pustakawan pun harus menguasai beberapa keahlian lain seperti manajemen media sosial, copywriting, desain (konten, poster, dll), dasar-dasar pemograman, dan menguasai serta memahami software-software penunjang perpustakaan.

Pembahasan tentang soft dan hard skill tidak akan ada habisnya selama peradaban manusia masih ada. Semuanya akan terus mengalami perubahan dan evolusi. Maka dari itu, apa yang ditulis dalam artikel ini sekarang, bisa saja tidak lagi relevan di kemudian hari. Pelajari apa yang bisa kamu gapai hari ini dan jangan terlalu risaukan masa depan.


Referensi:

Tags: