Memanjakan Pemustaka dengan Coworking Space Perpustakaan

Daftar Isi [Tampil]


Di era saat ini, perpustakaan tidak bisa hanya mengandalkan fungsinya sebagai penyedia informasi dan media belajar. Jika dahulu perpustakaan mungkin adalah satu-satunya sumber informasi, kini sudah tidak begitu. Sekarang, informasi dapat diperoleh dengan mudah dari mana saja. Maka dari itu, agar perpustakaan tidak ditinggalkan, perlu adanya inovasi-inovasi segar untuk menarik minat pemustaka khususnya generasi muda Indonesia.


Ada banyak sekali ide yang bisa diterapkan di perpustakaan. Menurut penulis, salah satu inovasi yang patut dicoba salah satunya ialah ‘co-working space’. Co-working berarti ‘pekerjaan yang dilakukan bersama-sama’ sedangkan, space berarti tempat, area, atau lokasi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Co-working space adalah sebuah area terbuka (dengan gaya komunal atau modern) yang dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas/pekerjaan bersama-sama termasuk berdiskusi.


Ruang Rapat


Menerapkan Co-Working Space di Perpustakaan

Untuk dapat mengadopsi konsep ini, penyelenggara perpustakaan perlu mempersiapkan banyak hal. Mula-mula mereka harus meluangkan sebuah ruang yang nantinya akan digunakan sebagai co-working space. Kemudian, melengkapi ruang tersebut dengan desain sedemikian rupa dan berbagai fasilitas penunjang seperti wifi dan kafetaria.


Dengan adanya co-working space ini, diharapkan pemustaka dapat lebih betah berada di perpustakaan. Khususnya bagi kalangan pelajar, mereka bisa lebih fokus dalam studi dan berdiskusi. Mereka tidak perlu lagi merasa bingung untuk mencari tempat seperti cafe untuk mengerjakan tugas karena perpustakaan sudah menyediakan kebutuhan mereka. Baik itu dari sisi tempat dan fasilitas, maupun dari sisi kebutuhan sumber referensi (informasi).

Belajar dan Kerja di Café di Co-Working Space Perpustakaan Jauh Lebih Menguntungkan 


Menurut penulis, belajar (dan bekerja) di Co-working space perpustakaan jelas lebih menguntungkan. Penulis melihat bahwa ada kelebihan yang hanya dipunyai oleh perpustakaan dan hampir tidak ada di tempat lain seperti cafe.


Kelebihan pertama, pemustaka–pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas co-working space secara gratis. Sedangkan jika pergi ke café, biasanya harus pesan minum atau makan terlebih dahulu untuk bisa menikmati wifi. Kelebihan kedua, karena letaknya masih di dalam perpustakaan, maka pemustaka dapat dengan mudah memanfaatkan koleksi seperti buku & jurnal. Selain itu, bila mereka menemukan kesulitan, pemustaka dapat berkonsultasi langsung dengan pustakawan.


Kelebihan ketiga yang tidak dimiliki tempat lainnya adalah pemustaka dapat memanfaatkan unit komputer yang ada di perpustakaan. Untuk layanan satu ini, perpustakaan umumnya tidak akan memungut biaya. Selain komputer, biasanya terdapat pula layanan print dan fotocopy. Sehingga, ketika pemustaka telah selesai mengerjakan tugas, mereka dapat segera mencetak hasil pekerjaannya.



Co working Space

Tantangan dalam Menerapkan Co-working Space


Walau terlihat menjanjikan, penerapan inovasi co-working space secara nyata tidaklah mudah. Pengelola perpustakaan–pustakawan & stakeholder pasti akan menemui berbagai tantangan. Namun, Penulis melihat hal itu sebagai sesuatu yang harus dihadapi untuk bergerak maju. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin akan muncul ketika penerapannya dilakukan:


1. Manajemen Ruang

Bagi perpustakaan yang tidak memiliki area yang begitu luas, manajemen ruang (tata letak) adalah tantangan yang cukup besar. Jangankan menyediakan ruang untuk co-working space, ruang baca saja kemungkinan hanya dapat menampung kurang dari 10 orang.


2. Kebutuhan Fasilitas

Untuk mendukung co-working space, perpustakaan perlu menyediakan beberapa fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Fasilitas seperti jaringan internet, colokan, unit pc, dan kafetaria.


3. Kebijakan Pengguna

Sebelum co-working space mulai difungsikan, perpustakaan perlu menetapkan kebijakan baru. Aturan untuk mengatur bagaimana pemustaka dalam menggunakan fasilitas baru satu ini. Tujuannya adalah agar fungsi utama perpustakaan sebagai tempat studi yang kondusif tetap berjalan dan tidak mengganggu kenyamanan pemustaka lain.


Kesimpulannya

Kehadiran Co-working space di perpustakaan dapat menjadi salah satu inovasi baru untuk menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berkunjung ke perpustakaan. Selain sebagai sebuah inovasi baru di perpustakaan, co-working space ini juga dapat memberikan sejumlah manfaat bagi pemustaka. Walaupun banyak kendala dan tantangan dalam implementasinya, konsep & ide konsep co-working ini tetap layak untuk dapat diwujudkan.



Penulis: Salma Farikha


Editor: Maulana Hasan


Atribusi Penulis - Salma Farikha