Pustakawan, Sherlock Holmes di Dunia Pengetahuan

Daftar Isi [Tampil]


Masih menjadi tanda tanya besar, kenapa profesi pustakawan dianggap remeh? Orang-orang biasanya beranggapan bahwa profesi tersebut bukan pekerjaan yang keren. Padahal, pustakawan itu lebih dari sekadar penjaga buku. 


Pustakawan adalah detektif di dunia pengetahuan. Mirip seperti Sherlock Holmes, tokoh detektif fiksi karangan sir Arthur Conan Doyle. Di novelnya, Holmes diceritakan sebagai tokoh detektif yang selalu berhasil memecahkan banyak kasus berkat keahliannya dalam mencari petunjuk dan informasi. 


man-in-red-and-white-checkered-dress-shirt-wearing-black-fedora-hat

 

Mengapa Pustakawan Layak disebut Detektif Pengetahuan? 

Kata “detektif” identik dengan menyelesaikan masalah, dan mengungkap kebenaran sebuah kasus. Kurang lebih itulah kesan yang didapat dari kata tersebut. Mengingat pekerjaan ini sangat populer di dalam karya fiksi. 


Dalam hal ini, pustakawan memang tidak bisa beraksi seperti detektif 100%. Namun, pustakawan tetap layak disebut sebagai detektifnya dunia pengetahuan.


Sebagai Pustakawan, seseorang tidak hanya dituntut sebagai pengelola saja. Ada peran lain yang tak kalah pentingnya. Peran tersebut adalah membantu pengguna dalam memecahkan permasalahan dan melacak informasi yang dibutuhkan. 


man-wearing-gray-polo-shirt-beside-dry-erase-boar



Semisal, ada pemustaka yang sedang membutuhkan buku tentang kesehatan mental. Dia butuh buku itu untuk referensi tulisan, tapi bukunya nggak ada di rak. Nah, di sinilah peran pustakawan sebagai "detektif" dimulai. 


Pustakawan akan mulai mengumpulkan informasi keberadaan buku. Mulai dari mengecek status koleksi di sistem; dilanjut dengan pemeriksaan di rak; dan lain sebagainya sampai buku ditemukan. Jikalau pun tidak ada, pustakawan yang baik pasti akan memberikan beberapa solusi alternatif lainnya.


Baca juga:


Wajib terus Update Wawasan

Peran pustakawan sebagai "detektif" ini jelas tidak mudah. Untuk dapat mewujudkan pustakawan ideal seperti itu maka dibutuhkan usaha yang tidak sedikit. Pustakawan mesti memiliki wawasan luas serta kemampuan pendukung lainnya. 


Menurut Ngatini (2020), pustakawan punya tanggung jawab untuk memberikan layanan informasi terbaik. Jelas dibutuhkan orang yang benar-benar berkompeten. Orang tersebut tidak hanya hebat dalam urusan administrasi, tapi berwawasan juga luas.


Berwawasan luas bukan berarti menguasai semua bidang atau tahu segala informasi. Wawasan luas bisa diartikan bawah pustakawan selalu memperbaharui pengetahuannya; tidak pernah berhenti belajar; mampu memahami masalah dari berbagai perspektif dan menyelesaikannya; dan tahu cara menempatkan diri (adaptasi). 


Bayangkan, bagaimana rasanya jika kamu sedang kebingungan nyari referensi lalu bertanya ke pustakawan. Tapi si pustakawan malah planga-plongo. Penulis yakin, siapapun pasti merasa kesal. Bagaimana bisa orang yang setiap hari ada di perpustakaan tidak paham dengan isi buku-buku koleksi di dalamnya.


Inilah pentingnya bagi pustakawan untuk memiliki wawasan luas dan keahlian dalam pencarian informasi. Bukan hanya sekadar untuk menjadi "detektif", tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemustaka dan masyarakat pengguna. 


Referensi

[1] Ghazali, Z. (2020). PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI PUSTAKAWAN YANG MELEK INFORMASI DI ERA DISRUPSI (Sebuah Literature Review). SYI’AR Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan Dan Bimbingan Masyarakat Islam, 3(1), 38–56.


[2] Ngatini, A., & Md. (2020). Peran Pustakawan dalam Optimalisasi Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, 3(2), 157–170. 


[3] Pustaka Pusdokinfo. (2020, 18 Maret). Pustakawan Sebagai Ahli Pencari Informasi. Pustaka Pusdokinfo. https://pustakapusdokinfo.wordpress.com/2020/03/18/pustakawan-sebagai-ahli-pencari-informasi/



Penulis: Zahwa Amalia Rabbani

Editor: Maulana Hasan