Penulis: Laili Sofia Fitri
Pernahkah kamu mendengar kata personal branding? Contoh fenomena yang terjadi dalam media sosial seperti bio instagram menjadi nama panggilan | profesi kemudian menautkan link website. Beberapa akun instagram mengunggah karya-karya mereka dengan tampilan yang unik dan menarik. Tidak sedikit dari mereka mempromosikan sesuatu yang berguna bagi pengikutnya.
sumber: unsplash.com/@austindistel |
Personal branding adalah cara agar mendapatkan kesan positif dengan melihat kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai pada seseorang. Perlu diingat bahwa personal branding bukan soal menjadi terkenal atau tidak. Melainkan bagaimana membangun reputasi diri sesuai dengan keahlian dan passion. Menjadi seseorang yang tak sama dengan orang lain namun tetap memberikan manfaat.
Kenapa Pustakawan Harus Personal Branding
Minat masyarakat kini bergeser kepada sesuatu yang serba digital. Salah satunya dengan menggunakan media sosial. Pemanfaatan media sosial dapat menjadi solusi bagi pustakawan agar eksistensi dari profesi ini tetap dapat dipertahankan. Dengan mem-branding dirinya melalui media sosial, citra positif pustakawan semakin banyak dilihat.
sumber: unsplash.com/@yasharmag |
Pustakawan dapat menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat yang memerlukan informasi. Profesi ini tentunya sangat memahami bagaimana mengelola informasi. Informasi yang disajikan dalam media sosial dapat berupa kegiatan dirinya dalam dunia perpustakaan dan hal yang jarang diketahui oleh masyakarat luas. Hal ini akan menjadi menarik perhatian dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan informasi.
Apa Manfaat Personal Branding Bagi Pustakawan dan Perpustakaan
Personal branding yang kuat dan berkualitas akan berpengaruh pada persaingan dunia kerja dan pengembangan karir. Pustakawan yang memiliki keunikan dalam dirinya kemudian didalami secara konsisten akan lebih mudah mem-branding dirinya. Semakin pustakawan menunjukkan karakternya, maka semakin mudah masyarakat mengenalinya. Selain itu, personal branding dapat meningkatkan rasa percaya pada diri sendiri. Hal ini menjadi penting selama tidak berlebihan.
Manfaat lain dari personal branding adalah citra perpustakaan. Pustakawan sebagai tokoh utama perpustakaan memiliki peran dalam mendukung visi dan misi perpustakaan. Ilmu yang dimiliki pustakawan dapat berguna bagi perpustakaan. Keberadaan perpustakaan akan terlihat di mata masyarakat. Semakin banyak perpustakaan yang ‘hadir’ di tengah masyarakat maka semakin banyak pula jalinan kerja sama yang datang bersamaan.
Sumber: unsplash.com/@ranjbarpic |
Bagaimana Cara Personal Branding Pustakawan
Membangun personal branding tentunya didasarkan pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dunia pendidikan seperti guru, dosen, kini banyak yang menjadi konten kreator, tujuannya agar masyarakat dapat melihat bagaimana seorang pendidik melakukan pekerjaannya. Pustakawan dapat meniru hal tersebut dengan tujuan yang lain. Upaya ini akan merubah pola pikir masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Pustakawan tidak hanya menata buku, namun melakukan hal yang lebih banyak daripada itu.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membangun personal branding pustakawan:
[1] Pertama, pustakawan harus mempunyai suatu kepiawaian dalam satu bidang tertentu yang mencerminkan bahwa pustakawan berbeda dengan profesi lainnya.
[2] Kedua, pustakawan memerlukan suatu pembawaan yang khas dengan cara melakukan riset.
[3] Ketiga, memiliki standar dalam melakukan personal branding itu sendiri dengan menentukan strategi. Kunci dari personal branding adalah konsisten dan jujur.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa membangun personal branding penting dilakukan bagi pustakawan. Melalui media sosial, pustakawan dapat menunjukkan keahliannya. Branding yang kuat dan unik akan bermanfaat bagi citra pustakawan dan perpustakaan. Cara yang dapat dilakukan dalam membangun personal branding adalah pustakawan harus memiliki keahlian khusus, pembawaan yang khas, dan memiliki standar konsisten dalam berperilaku.
Referensi
Aini, L., & Safarudin. (2020). Personal Branding: Membangun Citra Diri di Media Sosial. Repository UIN Mataram. Diperoleh dari https://repository.uinmataram.ac.id/2174/1/Personal%20Branding.pdf
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (n.d.). Personal Branding Profesi Pustakawan. DKPUS Babelprov. Diperoleh dari https://dkpus.babelprov.go.id/content/personal-branding-profesi-pustakawan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. (n.d.). Pentingnya Personal Branding di Dunia Kerja. DJKN Kemenkeu. Diperoleh dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/16520/Pentingnya-Personal-Branding-di-Dunia-Kerja.html
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. (2025, 10 Februari). Membangun Personal Branding dan Pemanfaatan Media Sosial. Perpustakaan ITS. Diperoleh dari https://www.its.ac.id/perpustakaan/id/2025/02/10/membangun-personal-branding-dan-pemanfaatan-media-sosial/
Jati, M. (2020). Personal Branding: Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik (Edisi ke-2). Elex Media Komputindo. Diperoleh dari https://www.google.co.id/books/edition/Personal_Branding/iKBLDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Personal+Branding:+Kunci+Kesuksesan+Berkiprah+di+Dunia+Politik&pg=PR4&printsec=frontcover
Junaedi, D., & Prastyanti, N. (2018). Personal Branding Pustakawan Era Digital: Studi Kasus pada Pustakawan di Kota Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 3(2), 1–10. Diperoleh dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/23219
Montolalu, C. E. (2020). Personal Branding Code. Penerbit Andi. Diperoleh dari https://www.google.co.id/books/edition/Personal_Branding/oUqHDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Personal+Branding+Code&printsec=frontcover
Peters, T. (2009). The Personal Branding Phenomenon. Berrett-Koehler Publishers. Diperoleh dari https://books.google.co.id/books/about/The_Personal_Branding_Phenomenon.html
Rina. 2015. Personal Branding Pustakawan di Perpustakaan. Jurnal Pustakaloka: Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan. 7(1) 102.
Winoto, Yunus. 2016. Peranan Brand Endoser dan Personal Branding Pustakawan dalam Membangun Citra Perpustakaan: dalam Tinjauan Komunikasi. Jurnal Visi Pustaka. 18(2) 111.
Penulis: Laili Sofia Fitri
Editor: Maulana Hasan