Mengenal Repository Akademik dan Perpustakaan beserta Aplikasinya

Daftar Isi [Tampil]

Sedikit Tentang Repository

Bagi orang yang bekerja di bidang IT dan Perpustakaan, kata repository tentu bukan barang baru lagi. Walaupun memang di kedua bidang itu, repository punya pengertian yang sedikit berbeda. Dilansir dari laman raharja.ac.id, Syafnidawaty (2020) menjelaskan bahwa repository adalah sebuah tempat penyimpanan program atau aplikasi yang telah dibuat sehingga bisa diakses kembali.


Pengertian tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan repository yang dipahami oleh pustakawan. Repository Institusi atau Akademik sejatinya juga merupakan tempat penyimpanan, akan tetapi yang disimpan bukanlah aplikasi/software melainkan karya ilmiah sivitas akademika. Di Indonesia, repository seringkali dibangun dengan tujuan utama untuk menampung skripsi/tesis/disertasi.


repository akademik perpustakaan

Pengelola Repository Jelas Perpustakaan

Hampir semua lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi pasti menunjuk perpustakaan sebagai penanggung jawab repository. Penulis rasa tidak berlebihan menjadikan perawatan repo dibawah wewenang pustakawan. Hal ini sesuai dengan fungsi dari perpustakaan yakni sebagai penghimpun informasi, pelestari karya, dan edukasi (riset). 


Selain itu, dengan menjadi penanggung jawab repository, terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh diantaranya,


[1] Menempatkan pustakawan di dalam peran yang strategis


[2] Keberadaan Perpustakaan yang semakin diperhitungkan


[3] Membantu perguruan tinggi dalam pemeringkatan atau akreditasi


[4] Karya yang terindeks di dalam repository dapat diakses melalui internet sehingga dapat menjadi bagian dari kampanye promosi perpustakaan


[5] Memenuhi peran dan fungsi perpustakaan sebagaimana mestinya

Aplikasi Repository Perpustakaan

Ada banyak aplikasi yang biasa digunakan dalam membangun repository. Dua diantaranya adalah eprints dan dspace, keduanya merupakan aplikasi yang sangat populer di Indonesia. UIN Sunan Kalijaga termasuk pengguna eprints, dan STIKOM adalah contoh perguruan tinggi pengguna dspace. 


Berdasarkan data OpenDOAR (2021) eprints menduduki tempat pertama sebagai aplikasi paling banyak digunakan dan Dspace ada di peringkat kedua dengan selisih yang sangat signifikan. Namun, jika melihat dari penggunaan di seluruh dunia justru sebaliknya, dspace berada di peringkat pertama sedangkan eprints di tempat kedua.


Di Indonesia tidak ada peraturan yang menuntut perpustakaan untuk menggunakan aplikasi yang mana. Namun, jika mesti memberikan rekomendasi maka penulis akan menyarankan menggunakan eprints terlebih dahulu baru kemudian dspace.


Eprints

Eprints adalah aplikasi open-source yang dibuat di Universitas Southampton. Aplikasi ini menawarkan berbagai alat yang lengkap untuk mengelola, mengorganisir, dan membagikan hasil penelitian. Pengguna dapat mengkonfigurasi tampilannya, sehingga memungkinkan institusi untuk menyesuaikan repository sesuai dengan kebutuhan. EPrints meningkatkan keterjangkauan bahan penelitian dan mendukung berbagai jenis dokumen.


Tampilan Beranda Eprints

Tampilan dashboard Eprints

Dspace

DSpace dikenal sebagai platform repositori institusional sumber terbuka yang paling populer di dunia. DSpace, dibuat oleh perusahaan bernama DuraSpace. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur yang dapat disesuaikan untuk mengelola dokumen/konten digital seperti artikel, tesis, kumpulan data, dan file multimedia. DSpace adalah pilihan yang ideal untuk institusi dari semua ukuran karena antarmuka yang ramah pengguna, dukungan metadata yang luas, dan kemampuan pencarian yang kuat.


Dspace


Aplikasi DSpace

Dashboard DSpace


Penulis: Pustakawan Care

Editor: -