Shiyali Ramamrita Ranganathan atau lebih dikenal S. R. Ranganathan merupakan pustakawan sekaligus pendidik yang berasal dari India. Berkat kontribusinya di dunia perpustakaan, Ranganathan mendapatkan gelar Father of Library Science. Hingga saat ini, hasil temuan Ranganathan terus digunakan dalam perkembangan Ilmu Perpustakaan di seluruh dunia. Lebih lanjut, sebenarnya bagaimana perjalanan hidup Bapak Perpustakaan ini?
Riwayat Hidup S. R. Ranganathan
Ranganathan lahir di Ubhayavedantaouram, Distrik Tanjore, India pada tanggal 9 Agustus 1892. Dia menghabiskan masa kecilnya dengan menempuh pendidikan di Kota Shiyali (kota kelahiran ibunya) hingga selesai pada tahun 1909. Dia menempuh pendidikan tinggi, di Madras Christian College (Chennai) dan mengambil jurusan matematika.
Ranganathan mengawali karirnya di bidang matematika sebagai asisten dosen, pengajar, hingga pada tahun 1921 menjadi asisten profesor matematika di Presidency College. Sedangkan, karir Ranganathan di dunia kepustakawan baru dimulai ketika dia melamar posisi pustakawan di Universitas Madras. Pada masa itu, gaji pustakawan jauh lebih tinggi dari asisten profesor.
Pada Januari 1924, Ranganathan resmi terpilih untuk mengisi posisi pustakawan universitas. Kemudian pada bulan September, dia diberangkatkan menuju Inggris dan bergabung dengan University College (London) untuk mempelajari berbagai praktik manajemen perpustakaan. Proses inilah yang kemudian membuka jalan Ranganathan menciptakan temuan dan teori-teori perpustakaan.
Sumbangsih bagi Dunia Perpustakaan
Selama sembilan bulan melakukan observasi dan studi, Ranganathan di bawah bimbingan W. C. Berwick Sayers telah mengunjungi banyak perpustakaan di Inggris. Dia mulai berpikir bagaimana caranya agar perpustakaan dapat melayani seluruh lapisan masyarakat. Dari kunjungan tersebut, Ranganathan merasa perpustakaan berperan penting sebagai lembaga sosial.
Setelah menyelesaikan studinya, pada Juli 1925 dia kembali ke India dan menjadi pustakawan resmi di Universitas Madras. Dari sinilah dia memulai kiprah sesungguhnya di dunia kepustakawanan. Dia melakukan banyak transformasi perpustakaan melalui inventarisasi, klasifikasi koleksi, dan karya-karyanya.
![]() |
Universitas Madras |
Salah satu karya Ranganathan di dunia perpustakaan yang fenomenal adalah dengan mencetuskan Five Laws of Library. Teori lima hukum perpuustakaan ini terdiri atas poin-poin sebagai berikut:
[1] Books are for use, berarti bahwa buku harus digunakan, dibaca, bahkan diedarkan.
[2] Every reader his or her book, menekankan bahwa perpustakaan harus memiliki buku untuk setiap penggunanya.
[3] Every book its reader, menegaskan bahwa setiap buku memiliki pembacanya.
[4] Save the time of readers, penting untuk memastikan pengguna mendapatkan layanan sesingkat mungkin.
[5] The library is a growing organism, berarti bahwa perpustakaan sama seperti organisme yang terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.
Selain lima hukum tersebut, Ranganathan juga mengembangkan ide lain, yaitu Colon Classification (1933), Classified Catalogue Code (1934), Library Administration (1935), Prolegomena to Library Classification (1937), Theory of the Library Catalogue (1938), Elements of Library Classification (1948), Classification and Communication (1951), dan Headings and Canons (1955). Ranganathan juga dikenal sebagai penulis sekaligus peneliti yang kontributif. Hingga akhir hidupnya, dia telah menghasilkan 62 buku dan 2000 artikel.
Filosofi Pemikiran Ranganathan
Selain sebagai matematikawan dan pustakawan, Ranganathan juga dikenal sebagai seorang yang filosofis. Dia sering menggabungkan dasar filosofis dengan prinsip-prinsip ilmiah sebagai fondasi teorinya. Ranganathan banyak mengambil sudut pandang Weda dengan pengaruh karya klasik India. Pemikiran uniknya mengungkapkan bahwa pengguna yang berkunjung ke perpustakaan harus diperlakukan seperti Tuhan yang sedang bertamu.
Dalam pandangan Ranganathan, pustakawan sama halnya seperti Sang Khrisna. Eksistensi pustakawan digambarkan harus selalu mendampingi dan dapat diakses pembaca. Sementara dari segi layanan, dia menganalogikan perpustakaan sebagai toko yang harus memperhatikan layanan kepada pengguna. Dari beberapa filosofi tersebut, dapat terlihat bahwa pengguna perpustakaan ditempatkan sebagai tamu dengan kedudukan tertinggi.
Ranganathan melanjutkan misi kepustakawanannya dengan mengembangkan riset hingga akhir hayat. Dia menghembuskan napas terakhirnya pada 27 September 1972 di Bangalore Mysore. Meskipun demikian, perjalanan hebat sosok legendaris ini akan terus dikenang. Hingga saat ini, karyanya masih menjadi warisan tak tergantkan di dunia perpustakaan.