Magang di Perpustakaan Perguruan Tinggi Jauh Lebih Worth it daripada di Perpustakaan Sekolah

Daftar Isi [Tampil]

Bagi mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan, magang menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil. Lamanya durasi magang antara satu kampus dengan kampus lainnya kemungkinan akan berbeda, tergantung dari kebijakan masing-masing program studinya. Biasanya berkisar antara 2-3 bulan dan dilakukan oleh mahasiswa semester 6 akhir atau awal semester 7.

mahasiswa bekerja dan berdiskusi

Memilih Tempat Magang Gak Bisa Asal-Asalan

Tidak jarang, pemilihan tempat magang dapat menjadi dilema tersendiri bagi mahasiswa ilmu perpustakaan. Lewat kegiatan magang ini, diharapkan mahasiswa dapat belajar bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya. Sangat disayangkan apabila pemilihan tempat ini dilakukan secara asal-asalan yang mana dapat merugikan diri sendiri. 

Bagi mahasiswa Ilmu Perpustakaan, umumnya ada dua pilihan tempat magang. Kalau enggak di dinas kearsipan ya di perpustakaan (sekolah, umum, dll). Mahasiswa biasanya diberikan kebebasan untuk memilih walau tidak jarang juga tempatnya sudah ditentukan oleh prodi. Berdasarkan pengalaman penulis, ketika mahasiswa mendapatkan kebebasan memilih, beberapa koordinator prodi akan menyarankan mereka untuk magang perpustakaan perguruan tinggi ketimbang perpustakaan sekolah.

wanita melihat lihat rak perpustakaan

Pasalnya, telah kita ketahui bersama bahwa belum semua perpustakaan sekolahan terawat dengan baik; dan tidak adanya pustakawan di sana. Sehingga, jika mahasiswa magang di tempat seperti itu, mereka sendirilah yang akan mengelola dan membangun perpustakaan tersebut. Padahal, seharusnya mahasiswa belajar dari pustakawan senior yang telah berpengalaman.

Beda halnya dengan perpustakaan sekolah, magang di perpustakaan perguruan tinggi jauh lebih menjanjikan. Di sini mahasiswa akan belajar bersama para pustakawan yang telah memiliki jam terbang tinggi dan ahli dibidangnya. Ditambah, layanan yang ada pun pasti lebih bervariasi, yang memungkinkan mahasiswa ilmu perpustakaan belajar lebih banyak.

Belajar Banyak Hal dari Pustakawan Berpengalaman

Pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi tidak jarang ada yang merangkap sebagai dosen, tak terkecuali di tempat penulis magang, yakni Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB). Beberapa pustakawan mengaku pernah dan sedang menjadi dosen prodi ilmu perpustakaan. Jadi, ketika menghadapi kesulitan misalnya klasifikasi buku, mereka dengan senang hati mengajarkan dan mempraktekkannya secara langsung.

Selain mengajarkan ilmu yang berbau 'perpustakaan', para pustakawan di sana juga mengenalkan hal lain di luar itu seperti bibliometrik. Selama magang, penulis diajak untuk mengenal beberapa tools diantaranya, RStudio, VosViewer, dan SLR (Sistematic Literature Review).

Nulis Skripsi Jadi Lebih Ringan

Di perpustakaan UB, terdapat beberapa pegawai perpustakaan yang murni berlatar belakang Ilmu Perpustakaan. Ketika magang, penulis tentu saja mendapat banyak pertanyaan dari mereka seputar motivasi dan skripsi. Salah satu dari mereka dengan senang hati me-review judul penelitian penulis serta memberikan saran-masukkan. Beliau juga memberikan beberapa saran judul lain yang lebih tepat agar penelitian yang penulis lakukan jadi lebih spesifik dan mudah dalam pengumpulan data. 

Selain itu, para pustakawan sangat up to date soal perkembangan teknologi, salah satunya adalah pemanfaatan AI (Artificial Intelligen). Dalam hal ini, pustakawan memberitahu penulis dan tim mengenai beberapa tools pendukung dalam mengerjakan tugas akhir, seperti chat GPT versi 4.0 dan lainnya.

Layanan Bervariasi, Pengalaman Lebih Warna-Warni

Universitas Brawijaya adalah salah satu kampus terbesar di Malang. Tak heran jika fasilitas perpustakaan yang disediakan pun juga sebanding dengan rating kampusnya. Perpustakaan pusat UB menyediakan berbagai macam layanan, mulai dari layanan sirkulasi, ruang baca, kecendekiawanan, repository, hingga co working space.

Bervariasinya layanan yang dimiliki Perpustakaan Perguruan Tinggi ini membuat penulis sebagai mahasiswa dapat menjajaki setiap layanannya. Pengalaman yang mungkin tidak akan diperoleh jika tidak magang di perpustakaan perguruan tinggi. Berhubung durasi magang hanya 6 minggu, penulis mendapatkan jadwal di lima layanan saja, yakni layanan kecendekiawanan, layanan pengguna, pengolahan buku, kerjasama, dan repository.

Itulah beberapa kelebihan yang penulis rasakan ketika magang di perpustakaan perguruan tinggi. Setiap tempat pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pikirkan dengan matang, sebelum mengambil keputusan di instansi mana kamu akan magang. Harapannya, lewat kegiatan ini, kamu bisa merasakan bagaimana dunia kerja yang sebenarnya; mendapatkan pengetahuan baru yang tidak ada di perkuliahan; dan membuat kamu benar-benar siap menghadapi keprofesionalan dunia kerja.


Penulis: Salma Farikha

Editor: Maulana Hasan

atribusi penulis - salma farikha