Beberapa tahun belakangan ini, kualitas pendidikan di Indonesia mulai ditingkatkan melalui berbagai program. Di antaranya adalah dengan berfokus pada kemampuan literasi pada anak. TK, PAUD, dan SD (Sekolah dasar) yang notabene diisi oleh anak-anak menjadi sarana yang tempat untuk program peningkatan literasi. Lantaran, masa kanak-kanak merupakan fase penting dalam hidup seseorang untuk menyokong keberhasilan mereka di masa depan.
Sumber: unsplash/@awcreativeut |
Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan banyak stimulus agar pola pikirnya bisa berkembang. Stimulus tersebut dapat diperoleh dari berbagai cara dan tempat. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan perpustakaannya adalah tempat yang paling di harapkan perannya sebagai penggerak literasi.
Melatih Literasi dengan Storytelling
Pada dasarnya, Literasi adalah kemampuan dasar yang secara umum dimiliki oleh setiap manusia. Membaca, menulis, berhitung, memahami konteks, dan komunikasi adalah contohnya. Dengan literasi, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya; dan bertahan di tengah kehidupan sosial. Maka dari itu, sebaiknya literasi dikenalkan sejak masa kanak-kanak agar mendapatkan hasil yang jauh lebih baik.
Pengalaman literasi seorang anak bisa diperoleh melalui kegiatan menyenangkan seperti bercerita (Storytelling). Storytelling tidak hanya memperkenalkan anak pada berbagai kosakata baru, tetapi juga merangsang imajinasi, melatih pola pikir dan emosi mereka. Selain itu, anak-anak juga dapat melatih rasa percaya dirinya ketika berbicara di depan banyak orang.
Sumber: unsplash.com/@cdc |
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Asmaiyah dkk (2023), mengenai Pengaruh Kegiatan Literasi Melalui Read aloud Buku Bacaan Bergambar terhadap Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kegiatan literasi "Read aloud" (storytelling) buku bacaan bergambar memiliki berpengaruh positif terhadap perkembangan bahasa pada anak-anak.
Perpustakaan dan Storytelling
Dua bagian paling penting dalam storytelling adalah kehadiran pencerita dan adanya cerita untuk disampaikan. Sejatinya, siapapun dapat menjadi seorang storyteller dan ceritanya pun bisa diambil dari mana saja. Untuk mendukung kegiatan itu, perpustakaan bisa menyediakan berbagai fasilitas; serta bahan bacaan anak-anak. Selain itu, pustakawan juga dapat mengambil peran sebagai pencerita alias storyteller jika dibutuhkan.
Sumber: Unsplash/@anniespratt |
Perpustakaan bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Tidak hanya menyediakan buku, tapi juga sarana agar mereka merasa aman berekspresi. Di dalamnya, anak-anak bisa dengan bebas bermain sambil mempelajari hal-hal yang disukainya. Mereka bisa melepas energi sekaligus memiliki wadah untuk memuaskan rasa penasaran.
Baca Juga:
- Faktor di Balik Rendahnya Minat Baca meski Indeks Literasi Meningkat
- Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Indonesia Dengan Cara Apa?
Referensi
Uswatun Hasanah, dkk. (2024). Read Aloud For Children: Bibliometric Analysis (2015-2025). AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak. Diakses melalui https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/view/19780/6639
Nur Asmaiyah, dkk. (2023). Pengaruh Kegiatan Literasi Melalui Read aloud Buku Bacaan Bergambar terhadap Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Diakses melalui https://jurnaledukasia.org/index.php/edukasia/article/download/640/471/
Angelina Selma Ananda. (2023). Meningkatkan Pola Berpikir Anak di Perpustakaan Menggunakan Storytelling Games. Jurnal Media Informasi. Diakses melalui https://journal.ugm.ac.id/v3/MI/article/view/6342/3639
Betty Debora Aritonang, dkk. (2021). Peningkatan Kemampuan Literas Anak SD Melalui Metode Bercerita. Seminar Bahasa, Sastra dan Pengajarannya (PEDALITRA I) Penguatan Literasi Melalui Pengajaran Bahasa dan Sastra. Diakses melalui https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/download/1543/1181
Winnuly, dkk. (2023). Pengembangan Media Pembelajaran Pop-up Storybook Interaktif Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak. Diakses melalui https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/57660
Penulis: Anin Dwi Asri
Editor: Maulana Hasan