Pemerataan Perpustakaan di Indonesia Timur hanya Sebatas Wacana?

Daftar Isi [Tampil]

 Pemerataan Pembangunan Perpustakaan di Indonesia Timur hanya Sebatas Wacana?


Perlakuan “pilih kasih” pemerintah terhadap kawasan Indonesia Timur sudah menjadi isu panas sejak puluhan tahun lalu. Bukan tanpa alasan isu tersebut masih terdengar sampai sekarang. Lantaran, jika dibandingkan dengan kawasan barat khususnya Pulau Jawa, pembangunan di kawasan Timur masih tertinggal jauh. Fasilitas dan sarana umum seperti perpustakaan sekalipun belum banyak berkembang dan tumbuh.


person-waving-white-and-red-flag
Sumber: unsplash/@erfianj


Minim Perhatian dan Pilih Kasih

Dilansir dari kitongbisa.org, salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia timur adalah minimnya fasilitas penunjang. Keterbatasan tersebut tentu sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan. Apalagi keberadaan sarana penunjang belajar seperti perpustakaan di kawasan Timur masih cukup langka. 


Padahal manfaat utama adanya perpustakaan adalah untuk menyokong pendidikan itu sendiri. Perpustakaan menyediakan buku; sumber ilmu; dan berbagai fasilitas pendukung belajar. Perpustakaan menjadi fasilitas yang sangat penting untuk meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas wawasan masyarakat. 


Manfaat tersebut tentu sangat diharapkan. Apalagi dari perpustakaan yang memang dinaungi oleh pemerintah seperti Perpustakaan Umum Kota/Kabupaten. Maka dari itu, pemerintah harusnya dapat berlaku adil dalam memeratakan pembangunan fasilitas umum satu ini.


Namun, fakta di lapangan justru malah kebalikannya. Pemerintah seakan lebih 'perhatian' pada wilayah barat Indonesia (Jawa & Sumatra), dibandingkan wilayah timur. Selama pemerataan pembangunan perpustakaan di Timur Indonesia masih belum terealisasi, maka peningkatan kualitas pendidikan dan SDM hanya angan-angan saja.


a-row-of-wooden-bookshelves-filled-with-lots-of-books
sumber: unsplash.com/@makmot


Kesenjangan Perpustakaan di Kawasan Timur dan Barat

Jika kita menilik UU No 43 Tahun 2007 Pasal 7, tertulis dengan jelas bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib menjamin ketersediaan layanan perpustakaan di seluruh tanah air. Namun, realita tak seindah isi sebuah ayat undang-undang.


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik per 27 Februari 2025, jumlah perpustakaan terakreditasi yang mencakup perpustakaan umum, khusus dan sekolah, di 16 wilayah Indonesia Timur masih menunjukan ketimpangan yang cukup signifikan. Pulau Sulawesi memiliki perpustakaan sebanyak 1.274 unit. Sementara itu, wilayah Papua tercatat hanya mempunyai 55 unit perpustakaan saja. Nahasnya, di dua provinsi Papua yaitu di Papua Pegunungan dan Papua Tengah belum terdapat perpustakaan sama sekali.


Jika dibandingkan dengan kawasan Barat, kesenjangan ini semakin jelas terlihat. Misalnya, provinsi Jawa Timur saja sudah punya sekitar 3.129 unit perpustakaan, tiga kali lipat jumlah di Pulau Sulawesi. Belum lagi jika jumlah itu ditambahkan dengan perpustakaan di provinsi lain di pulau Jawa. Hal itu menunjukan bahwa pemerataan akses perpustakaan di Indonesia Timur masih jauh dari harapan.


Ketimpangan ini tidak hanya terjadi antara barat dan timur, tetapi juga dalam kawasan timur itu sendiri. Misalnya, provinsi NTB sudah memiliki 169 perpustakaan, sedangkan provinsi NTT hanya punya sekitar 51 perpustakaan.


a-large-white-building-with-a-flag-on-top-of-it-
Sumber: unsplash.com/@elwismusa


Janji Pemerintah

Sesuai dengan janji presiden terpilih dalam dokumen visi, misi dan program Prabowo-Gibran dalam Asta Cita 4, poin keempat. Mereka berjanji bahwa salah satu langkah dalam memperkuat pendidikan, sains, dan teknologi adalah dengan membangun perpustakaan dan taman-taman bacaan. Walau dari sekian banyak poin yang di sampaikan hanya satu yang secara spesifik menyoroti perpustakaan. Janji itu tetap membawa asa baru terutama bagi masyarakat kawasan Indonesia Timur. 


Jauh sebelum janji pemerintah yang sekarang, sudah banyak solusi yang telah diupayakan oleh pemerintah lakukan sebelumnya. Bertahun-tahun masalah ketimpangan ini coba untuk diselesaikan, tetapi garis akhirnya selalu sama: kegagalan. Tanpa dibangunnya kesadaran kolektif akan pentingnya perpustakaan, solusi se-inovatif apapun tidak akan pernah bisa berhasil. Maka dari itu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk mengatasi masalah pemerataan perpustakaan di kawasan Indonesia Timur.


Referensi

Kitong Bisa Foundation. (2024, 31 Juli). Fakta pendidikan saudara-saudara kita di Indonesia Timur. Diakses dari https://kitongbisa.org/id/fakta-pendidikan-saudara-saudara-kita-di-Indonesia-timur/ 


Kompasiana.com (2025, 1 Januari). Pembangunan Wilayah di Indonesia: Catatan Akhir 2024 dan Prospek 2025. Diakses dari https://www.kompasiana.com/luthfimutaali4996/6773406c34777c6c9d4e2002/pembangunan-wilayah-di-Indonesia-catatan-akhir-2024-dan-prospek-2025 


Deepublishstore.com. (2022, 22 Oktober). 4 Permasalahan Perpustakaan di Indonesia. Diakses dari https://deepublishstore.com/blog/permasalahan-perpustakaan-di-Indonesia/ 


Kompas.id. (2022, 27 September). Sebaran Perpustakaan Sekolah Belum Merata. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/09/27/perpusatakaan-sekolah-belum-merata 


Badan Pusat Statistik. (2024). Jumlah Perpustakaan Terakreditasi Menurut Provinsi, Jenis Perpustakaan, dan Predikat Akreditasi. Diakses pada 19 Mei 2025, dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/Um1wWk1FMTNWakJHY20xUldYbzBkRzVLZG1KSlFUMDkjMyMwMDAw/-jumlah-perpustakaan-terakreditasi-menurut-provinsi-jenis-perpustakaan-dan-predikat-akreditasi.html?year=2024 


jpnn.com. (2024, 03 Januari). Prabowo-Gibran ingin bangun perpustakaan dan taman bacaan, ini tujuannya. Diakses dari https://www.jpnn.com/news/prabowo-gibran-ingin-bangun-perpustakaan-dan-taman-bacaan-ini-tujuannya


Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka. (2024). Visi Misi Prabowo–Gibran 2024. Diakses pada 19 Mei 2025, dari https://va.medcom.id/2023/pemilu/others/PRABOWOGIBRAN_VISI_MISI.pdf pada 21 Mei 2025. 


Penulis: Nahla Tulkorima Mashar

Editor: Maulana Hasan